Ok, setelah cerita pembuka yang panjang Menurut saya hal terpenting dalam rumah adalah urusan makan, pakaian, dan kebersihan dan kerapihan. Untuk membereskan 3 hal tersebut, berikut ini cara mengatur rumah tangga tanpa asisten yang saya terapkan di rumah :
1. Kerjasama dengan suami dan supportnya. Ini penting sekali, secara psikis sangat melegakan beban pikiran dan hati. Kalo hati senang, kerjaan juga terasa ringan. Support, perhatian, dan bantuan sekecil apapun darinya sangat menyemangati dan saya hargai, betapa tidak, karena itu artinya meringankan sedikit kerjaan saya. Biasanya suami bantu-bantu menjelang berangkat kantor. Saya siapin sarapan, dia jaga anak-anak. Kalo lagi gak kecapean, kadang dia juga mandiin anak-anak selagi saya di dapur. Atau sebaliknya, dia siapin sarapan, saya beresin anak-anak. Kalo weekend, biasanya dia bantu cuci pakaian. Yaah intinya fleksibel aja, suami ikut membantu meringankan pekerjaan di rumah sebisanya, karena dia juga harus bekerja keluar rumah kan, jadi saya gak maksa harus ini itu. Nunggu kesadaran sendiri membantu :p Sebenarnya hal-hal sederhana seperti meletakkan piring kotor ke tempat cuci piring atau cuci piring sendiri juga sudah sangat membantu. Saling mengerti dan membantu aja intinya.
2. Mengajarkan anak mandiri. Saya pernah baca tips singkat mengurus rumah tangga tanpa ART (lupa baca di mana), begini : suami istri saling bantu, anak diajarkan mandiri terhadap diri sendiri, anak yang lebih besar diajarkan mengayomi/membantu anak yang lebih kecil, doa minta kemudahan sama Allah. Wuih, mantep ni, kalo paham tips ini dan dipraktekkan dengan baik, kayanya gak ada yang sulit. Semua ada di situ intinya. Khusus tentang anak, dengan mengajarkan mereka mandiri ada 2 poin penting yang didapat. Pertama, kita lebih terbantu. Mereka bisa mengerjakan hal-hal kecil sendiri, tidak harus selalu tergantung bantuan kita, sehingga kita bisa mengerjakan hal lain. Dua, sangat baik untuk mereka ketika sudah besar kelak. Ajarkan mereka kemandirian yang sederhana (tapi sebenarnya penting) sesuai umurnya, seperti merapikan mainannya sendiri setelah bermain, mandi sendiri, cebok sendiri (kalo sudah bisa toilet training), pake baju sendiri, suap sendiri, pakai sepatu sendiri, dll. Jadi kalo anak sudah 2 atau 3 tahun, jangan melulu dibantu, tapi biarkan mereka belajar, kita tetap mengawasi. Justru mereka excited lho supaya bisa sendiri. Anak yang selalu dilayani segalanya cenderung tumbuh jadi anak yang manja dan malas. Dan biarkan mereka berpikir solutif kalo menemukan masalah, tidak usah buru-buru dibantu. Misalnya, jika air minumnya tidak sengaja tumpah, ajarkan cara membereskannya, dia harus ambil kain untuk lap. Atau perlu nyalakan lampu tapi tidak nyampe, bisa pake kursi naik dulu. Kalo Shofi biasanya pake gagang sapu mainannya buat tekan saklar haha.. Dan satu lagi, si kakak dan adek diajarkan akur dan saling tolong. Jadi, waktu kita harus meninggalkan mereka sebentar, kakak bisa membantu dan bertanggungjawab menjaga adeknya, dan kita bisa mengerjakan pekerjaan lain. Alhamdulillah buat saya ini sangat membantu dan menyenangkan melihat anak-anak bisa tumbuh mandiri. Dan saya sangat berterimakasih sama Shofi, karena sebenarnya pengertian dan bantuannya sudah memudahkan pekerjaan saya sehari-hari, walaupun hanya sebatas yang mampu dilakukan anak 4 tahun. It’s a very sweet of her.
3. Berhubung gak ada yang bantuin, saya gak ngotot rumah harus selalu disapu setiap hari. Biasanya 2 atau 3 hari sekali (whaaat?! Iya! Emang kenapa..haha) Kalo udah mulai kotor ya sapu dan pel, lap sana sini. As simple as that. Toh rumah gak kotor tiap hari. Ini cara berdamai dengan diri sendiri, supaya saya gak kecapean juga. Yang penting rumah rapi, enak diliat. Anak-anak sudah saya ajarkan merapikan mainannya sendiri, jadi rumah gak pernah kayak kapal pecah (karena biasanya pemandangan berantakan terlihat waktu anak-anak lagi main). Dan anak-anak kalo lihat orangtuanya suka rapi-rapi, mereka sebenarnya ikut mencontoh. TaroOk, setelah cerita pembuka yang panjang Menurut saya hal terpenting dalam rumah adalah urusan makan, pakaian, dan kebersihan dan kerapihan. Untuk membereskan 3 hal tersebut, berikut ini cara mengatur rumah tangga tanpa asisten yang saya terapkan di rumah :
1. Kerjasama dengan suami dan supportnya. Ini penting sekali, secara psikis sangat melegakan beban pikiran dan hati. Kalo hati senang, kerjaan juga terasa ringan. Support, perhatian, dan bantuan sekecil apapun darinya sangat menyemangati dan saya hargai, betapa tidak, karena itu artinya meringankan sedikit kerjaan saya. Biasanya suami bantu-bantu menjelang berangkat kantor. Saya siapin sarapan, dia jaga anak-anak. Kalo lagi gak kecapean, kadang dia juga mandiin anak-anak selagi saya di dapur. Atau sebaliknya, dia siapin sarapan, saya beresin anak-anak. Kalo weekend, biasanya dia bantu cuci pakaian. Yaah intinya fleksibel aja, suami ikut membantu meringankan pekerjaan di rumah sebisanya, karena dia juga harus bekerja keluar rumah kan, jadi saya gak maksa harus ini itu. Nunggu kesadaran sendiri membantu :p Sebenarnya hal-hal sederhana seperti meletakkan piring kotor ke tempat cuci piring atau cuci piring sendiri juga sudah sangat membantu. Saling mengerti dan membantu aja intinya.
2. Mengajarkan anak mandiri. Saya pernah baca tips singkat mengurus rumah tangga tanpa ART (lupa baca di mana), begini : suami istri saling bantu, anak diajarkan mandiri terhadap diri sendiri, anak yang lebih besar diajarkan mengayomi/membantu anak yang lebih kecil, doa minta kemudahan sama Allah. Wuih, mantep ni, kalo paham tips ini dan dipraktekkan dengan baik, kayanya gak ada yang sulit. Semua ada di situ intinya. Khusus tentang anak, dengan mengajarkan mereka mandiri ada 2 poin penting yang didapat. Pertama, kita lebih terbantu. Mereka bisa mengerjakan hal-hal kecil sendiri, tidak harus selalu tergantung bantuan kita, sehingga kita bisa mengerjakan hal lain. Dua, sangat baik untuk mereka ketika sudah besar kelak. Ajarkan mereka kemandirian yang sederhana (tapi sebenarnya penting) sesuai umurnya, seperti merapikan mainannya sendiri setelah bermain, mandi sendiri, cebok sendiri (kalo sudah bisa toilet training), pake baju sendiri, suap sendiri, pakai sepatu sendiri, dll. Jadi kalo anak sudah 2 atau 3 tahun, jangan melulu dibantu, tapi biarkan mereka belajar, kita tetap mengawasi. Justru mereka excited lho supaya bisa sendiri. Anak yang selalu dilayani segalanya cenderung tumbuh jadi anak yang manja dan malas. Dan biarkan mereka berpikir solutif kalo menemukan masalah, tidak usah buru-buru dibantu. Misalnya, jika air minumnya tidak sengaja tumpah, ajarkan cara membereskannya, dia harus ambil kain untuk lap. Atau perlu nyalakan lampu tapi tidak nyampe, bisa pake kursi naik dulu. Kalo Shofi biasanya pake gagang sapu mainannya buat tekan saklar haha.. Dan satu lagi, si kakak dan adek diajarkan akur dan saling tolong. Jadi, waktu kita harus meninggalkan mereka sebentar, kakak bisa membantu dan bertanggungjawab menjaga adeknya, dan kita bisa mengerjakan pekerjaan lain. Alhamdulillah buat saya ini sangat membantu dan menyenangkan melihat anak-anak bisa tumbuh mandiri. Dan saya sangat berterimakasih sama Shofi, karena sebenarnya pengertian dan bantuannya sudah memudahkan pekerjaan saya sehari-hari, walaupun hanya sebatas yang mampu dilakukan anak 4 tahun. It’s a very sweet of her.
3. Berhubung gak ada yang bantuin, saya gak ngotot rumah harus selalu disapu setiap hari. Biasanya 2 atau 3 hari sekali (whaaat?! Iya! Emang kenapa..haha) Kalo udah mulai kotor ya sapu dan pel, lap sana sini. As simple as that. Toh rumah gak kotor tiap hari. Ini cara berdamai dengan diri sendiri, supaya saya gak kecapean juga. Yang penting rumah rapi, enak diliat. Anak-anak sudah saya ajarkan merapikan mainannya sendiri, jadi rumah gak pernah kayak kapal pecah (karena biasanya pemandangan berantakan terlihat waktu anak-anak lagi main). Dan anak-anak kalo lihat orangtuanya suka rapi-rapi, mereka sebenarnya ikut mencontoh.